Sepuluh Tips Merencanakan Liburan Murah
14, Dec 2013
Jika anda merencanakan liburan, entah itu
perjalanan domestik maupun ke luar negeri, pasti ada rasa excited
tersendiri menghadapi hari H liburan yang makin mendekat di tengah
kesibukan kerja atau sekolah. Mungkin budget perjalanan menjadi yang
pertama dihitung agar perjalanan yang hanya beberapa hari itu tidak
menguras tabungan atau gaji selama berbulan bulan. Saya juga! Dengan
terbatasnya gaji yang saya peroleh sebulan, saya selalu merencanakan
liburan saya sebaik-baiknya sehingga biaya yang saya keluarkan selama
liburan tidak membengkak dan membuat saya harus puasa-puasa hingga gaji
masuk lagi di bulan depan.
Buat saya, uang ‘nganggur’ sebanyak
sepuluh juta lebih baik saya habiskan untuk tiga kali liburan, bukan
sekali pergi langsung ludes tanpa sisa dalam satu kali liburan. Itu
kenapa orang-orang yang saya kenal selalu heran kenapa saya sering
sekali pergi liburan seolah-olah mereka bilang uang saya tidak ada
serinya. Jika orang menghabiskan dua juta ke singapore selama weekend,
saya berusaha menekan pengeluaran hingga setengah juta atau tujuh ratus
ribu saja tanpa kehilangan moment menarik dan harus terlalu berhemat
hingga liburan akan terasa hambar. bagi saya, pengeluaran yang tidak
penting seperti salah mengambil jalur MRT, atau ketinggalan pesawat atau
juga memilih makanan mahal sedangkan yang murah dan tetap lezat
tersedia di sampingnya adalah hal yang penting untuk menghemat liburan
itu sendiri.
Nah, apa saja yang saya persiapkan selama
akan pergi liburan? Beberapa tips mungkin sudah dibahas di web lain,
tetapi coba lihat point-point lain yang saya kemukakan disini yang belum
pernah dibahas oleh traveler lain dalam memberikan tips liburan:
1. Membandingkan harga
Sebuah one day tour yang ditawarkan untuk
memberi fasilitas di suatu kota tidak perlu dihindari jika kita
bersikeras bahwa label ‘backpacker’ adalah sebisa mungkin jauh-jauh dari
paket wisata yang kadang berharga mahal. Tetapi banyak paket wisata di
wilayah tujuan liburan kita yang mungkin dapat membuat kita lebih hemat.
Sebagai contoh, tour delta mekong di Ho Chi Minh City setelah saya
hitung-hitung lebih murah daripada saya harus kesana sendiri dan
membayar semuanya langsung di tempat tujuan. Dengan 8 dollar Amerika,
kita akan mendapat transportasi ke Delta Mekong, makan siang, pemandu
gratis, transportasi lokal seperti bersampan, bersepeda dan memetik
buah. Bandingkan dengan jika kita kesana sendiri dan membayar itu dengan
cara ngeteng.
Contoh lain adalah membandingkan menu
fast food suatu negara dengan street food. Terkadang memang scam muncul
ketika kita memilih street food dimana kita dikemplang dengan harga
mahal jauh diatas standar. Bertanya sebelum memesan adalah hal yang
bijak, jika kita merasa makanan yang kita pesan lebih mahal, sebaiknya
kita makan di fast food yang memasang daftar harga seperti McDonald,
KFC, atau fast food lokal di tempat tujuan.
2. Membooking akomodasi pada saat peak season.
Jika kita mendapat liburan dari tempat
kerja karena tanggal merah, ataupun pada musim ramai turis, bukan tidak
mungkin di tempat lain terutama di negara lain juga sedang liburan.
Harga-harga akan cenderung naik dan bisa-bisa liburan kita kacau karena
kita tidak mendapatkan akomodasi menginap sehingga memaksa kita membayar
dengan biaya mahal untuk sebuah hotel berkelas bintang. Tidak ada
salahnya membooking melalui web suatu hotel dan membandingkan harganya
dengan situs booking seperti agoda atau hostelworld. Dengan menggunakan
member login, terkadang kita mendapatkan harga yang lebih murah. Kejar
discount yang ditawarkan walau hanya 10 persen. Dengan menghemat sedikit
sedikit, bukan tidak mungkin jika ditotal kita akan mendapatkan total
biaya yang jauh lebih hemat.
3. Mengetahui titik lelah kita.
Nah, jika kita bepergian dalam jangka
waktu lama, terkadang di titik tertentu kita akan merasa sangat lelah
dan mengharuskan kita beristirahat walaupun itu di dalam bus atau kereta
untuk menuju ke tempat lain. Planning yang matang akan mampu
memperlihatkan di sebelah mana saja titik lelah kita. Misalkan jika kita
sudah menginap satu atau dua malam di hotel, maka pada hari ketiga kita
dapat memilih menginap di bus malam untuk menuju ke tempat lain dengan
paginya langsung dapat beraktivitas mengunjungi obyek wisata dan
malamnya langsung dapat berpindah tempat lagi. Terkadang ditemui
traveler yang memaksakan hampir tiap malam menginap di bus malam untuk
berpindah dari satu daerah ke daerah yang lain, ujung-ujungnya kita akan
merasa sangat lelah dan justru jatuh sakit yang memaksa kita
membatalkan kunjungan ke suatu obyek wisata. Idealnya adalah dua malam
menginap di hotel dan melanjutkan dengan satu malam menginap di
bus/kereta. Kita akan mempunyai satu hari full diantaranya dimana kita
dapat meletakkan seluruh barang kita di hotel dan menikmati suatu tempat
dengan lebih leluasa.
Dalam tranportasi pun kita dapat memesan
lower class jika kita rasa badan kita segar, dan setelah lima enam hari
berperjalanan, kita harus mengalah memesan kelas yang lebih nyaman bagi
tubuh kita agar tidak jatuh sakit.
4. Mencari kemungkinan rental kendaraan.
Dalam satu wilayah/kota, kadang ditemui
banyak sekali obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Sebagai contoh
kota Beijing atau Bandung yang mempunyai obyek menarik di sekitaran
kotanya. Jarak antar obyek relatif tidak jauh tetapi akan menghabiskan
terlalu banyak budget untuk naik taxi jika transportasi umum tidak
tersedia. Cobalah untuk memperoleh informasi mengenai dimana kita dapat
menyewa motor atau sepeda di tem[at tersebut. Seperti yang saya lakukan
di Yangoon, Myanmar, saya menyewa sepeda dengan tarif hanya 1500 kyat
perhari (18 ribu rupiah) karena banyak obyek di Yangoon yang dapat
dikunjungi dan saya yakin traveler akan kesulitan membaca nomor dan
tujuan bus di Yangoon yang tidak menuliskan huruf romawi di badan
kendaraannya. Bertanya kepada orang lokal mungkin akan sedikit sulit
karena kendala bahasa. Nah, dengan bersepeda kita akan mampu menjangkau
obyek-obyek yang ada di dalam kota, bahkan di pinggiran kota dengan
lebih leluasa dan cepat.
5. Berkenalan dengan orang lokal.
Tidak ada salahnya kita mempunyai account
semacam couchsurfing untuk berkenalan dengan local people dimana kita
dapat bertanya dengan jawaban lebih komprehensif bahkan sebelum kita
sampai di tempat tujuan. Couch atau orang lokal yang memberi bantuan
kepada kita tidak selamanya harus menyediakan tempat tinggal dan
akomodasi untuk kita. Garis bawahi pada saat berkenalan bahwa kita lebih
membutuhkan bantuan informasi dibandingkan penginapan gratis. Biasanya
mereka lebih menghargai orang-orang yang sejak awal tidak ‘berkeinginan’
untuk merepotkan mereka kelak ketika kita sampai di kota mereka. Jangan
lupa bawa souvenir kecil seperti gantungan kunci, pembatas buku atau
magnet kulkas dari tempat kita berasal untuk membalas kebaikan mereka.
Dengan cara seperti itu, kita akan mampu berhemat biaya maupun waktu.
6. Membeli pakaian dibandingkan membawa.
Saya pernah kebingungan karena over
baggage. Tas yang saya bawa ternyata seberat hampir 11 kilogram ketika
pulang dan mau tidak mau saya membeli bagasi dua penerbangan seharga
hampir 400 ribu. Bayangkan berapa banyak baju yang dapat dibeli di jalan
dibandingkan saya harus membawa dari rumah. Bawalah sesedikit mungkin
baju dan jangan khawatir akan kehabisan baju. Baju di Indonesia menurut
saya cenderung lebih mahal dibanding di tempat lain yang saya pernah
kunjungi. Jika kita kehabisan baju, kita dapat membeli di jalan atau
menemukan jasa laundry. Hindari membawa baju kotor karena lebih berat.
Satu potong baju di India hanya seharga 20 ribu. Begitupun di pasar Ben
Tanh Vietnam,kita akan dengan mudah membeli baju seharga 35 ribu Dong
atau seharga sekitar 17 ribu saja. Bandingkan dengan jika kita harus
membeli bagasi karena baju yang kita bawa terlalu banyak. Jika memang
terlalu berat, kita akan tidak terlalu sayang untuk meninggalkannya di
suatu tempat.
7. Mencari Toko Grosir.
Ini pengalaman menarik saya di beberapa
tempat. Bahwa toko grosir yang cukup besar ternyata menyediakan bahan
makanan siap saji dan juga souvenir yang jauh lebih murah dibandingkan
toko souvenir manapun. Di Kuala Lumpur, MyDin yang eye catching di depan
terminal Pudu Raya ternyata menyediakan souvenir dengan harga grosir.
Satu lusin souvenir dijual lebih murah dibandingkan bahkan jika kita
membeli eceran sebanyak selusin di toko-toko souvenir. Begitupun di
Chennai, India, saya mendapati bahwa ada makanan-makanan siap saji di
foodcourt berharga hanya setengah daripada kita makan di restoran. Di
Beijing, food court yang menyatu dengan supermarket menyediakan makanan
yang lebih lengkap dibandingkan di restoran pada umumnya dan tentu saja
dengan harga lebih murah.
Di Phuket, saya jadi rajin ke Lotte Mart
karena disana disediakan makanan-makanan instan dan camilan yang
harganya jauh lebih beradab daripada Patong beberapa oleh-oleh bahkan
saya beli disana dengan harga tentu saja jauh lebih murah. Carilah spot
lokal seperti perkantoran atau pemukiman untuk makan. Hal itu dapat
menghemat biaya makan dan oleh-oleh kita.
8. Bersikaplah seperti lokal.
Di beberapa obyek wisata, saya beruntung
punya wajah yang tidak mudah ditebak asalnya. Dengan tas kecil berisi
paspor, kamera dan map, saya bersikap seolah-olah seperti lokal.
Hasilnya, beberapa obyek wisata yang memungut entrance fee untuk turis
internasional dapat saya lewati dengan baik. Contohnya, ketika ke
Yangoon, bawalah sarung untuk mengganti Longyi. Sarung dipakai di
Yangoon sebagai pakaian sehari-hari bahkan ke kantor. Dengan sarung yang
saya bawa dari rumah plus sepeda sewaan, saya terhindar dari membayar 5
dollar untuk masuk ke Pagoda Shwe Dagon. Di China, berkat berkenalan
dengan seorang pelajar universitas, saya dipinjami kartu mahasiswa dan
mendapatkan diskon 50% untuk masuk ke great Wall yang mana saya dapat
berhemat hingga 35 ribu rupiah.
9. Pandai-pandai Memilih Destinasi yang disesuaikan dengan Budget.
Seorang teman pernah mengeluh kepada saya
bahwa apa-apa terasa mahal di suatu tempat. Jika kita mempunyai pilihan
kemana kita akan pergi sedangkan kocek kita terbatas, ada beberapa
kriteria yang dapat digunakan untuk mempersiapkan budget.
a. Lihatlah harga hostel di suatu wilayah tersebut.
Sama sama di negara China, Shanghai jauh
lebih mahal daripada di Xi’an atau di Chengdu yang sama-sama kota besar.
Dari harga hostelnya, kita dapat memperkirakan bagaimana suatu daerah
akan memperlakukan turis. Suatu daerah mungkin masuk di kategori murah,
namun hostel yang mahal akan melihat bagaimana penduduk lokal memberi
tarif kepada pendatang.
b. Lihat harga fast-foodnya jika memungkinkan
Pernah saya baca, bahwa big-mac dari
McDonalds harganya disesuaikan dengan kondisi ekonomi suatu negara. Fast
food yang mahal juga akan memperlihatkan bahwa negara itu mahal biaya
hidupnya. Tetapi jangan lupa dilihat juga kondisi seberapa besar suatu
kota. Moscow yang hanya berjarak 500 km dari Voronesh di selatannya
mempunyai biaya hidup hampir 15x lebih mahal. Search juga harga
transportasi umumnya.
10. Save by the Brochure
Siapa bilang brosur itu hanya dibaca dan
ditinggalkan di bangku bus? Pengalaman saya, saya mendapatkan diskon
khusus jika membawa brosur itu. Suatu brosur lusuh saya pungut dari
pintu masuk sebuah mall di bangkok. Dan fortunately, brosur itu berisi
kartu seperti ATM yang jika ditunjukkan di gerai-gerai tertentu kita
akan mendapatkan diskon 10 – 50 persen. Di Beijing lain lagi, saya
mendapatkan brosur yang bisa disobek kotak kotak untuk mendapatkan
diskon makanan sebanyak 20 persen dan itu membantu menghemat pengeluaran
saya hingga puluhan ribu rupiah hanya untuk makan.
Nah, belum banyak kan yang menulis
tentang tips-tips extraordinary diatas? Cobalah untuk jeli melihat
sekitar, siapa tahu kita mendapatkan lotere yang jatuh di jalan dan
memenangkan hadiah seribu dolar?Hahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar